bebas

contoh pembuatan makalah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Saat memasuki bulan suci Ramadhan semua kalangan masyarakat selalu menyambut dengan gembira kedatangan bulan itu yang di yakini adalah bulan penuh berkah dan ampunan bagi orang yang beragama Islam. Baik orang perkotaan maupun pedesaan semuanya akan larut dalam kebahagiaan.
Saat memasuki bulan Ramadhan sampai hari raya Idul Fitri tiba, kalangan masyarakat umumnya sangat senang memeriahkannya dengan menyalakan kembang api baik itu ukuran dari yang terkecil sampai yang terbesar khususnya bagi orang perkotaan, itu bisa di lihat di pusat kota atau alun-alun. Namun apakah masyarakat desa tidak senang menyambutnya dengan menyalakan kembang api ? mereka juga senang bahkan rela membeli kembang api di pedagang eceran yang harganya jauh lebih mahal dari harga dari agen maupun grosir karena di pedesaan jarang ada bahkan tidak ada agennya toko yang menjual kembang api, beda dengan di kota yang banyak tersebar.
Dengan demikian bulan suci Ramadhan memiliki berkah atau keuntungan tersendiri bagi pedagang kembang api yang biasanya berjualan di sepanjang pinggir jalan pedesaan maupun yang berjualan di dekat rumah mereka, dan bahkan dari mereka ada yang rela menjual motor hanya untuk modal berjualan kembang api. Mereka berani menjual motor mereka karena bisnis dagang musiman ini sangat menjanjikan untungnya di daerah pedesaan.
Meskipun menguntungkan dalam berjualan kembang api, sebaiknya  dalam berjualan kita harus memenuhi ketetapan yang di bolehkan dari pihak kepolisian dan tidak menjual kembang api yang di larang. Selain itu agar tidak kena razia kita harus memiliki izin resmi dari pihak kepolisian supaya dalam berjualan lebih aman.
1.2    Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang di teliti dirumuskan sebagai berikut :
1.        Apa yang di maksud dengan kembang api ?
2.        Dimanakah sejarah kembang api bermula ?
3.        Apa saja jenis-jenis kembang api yang sudah di produksi pabrik sampai saat ini ?
4.        Mengapa berjualan kembang api di pedesaan menguntungkan saat memasuki bulan suci Ramadhan sampai hari raya Idul Fitri tiba ?
5.        Bagaimanakah kembang api yang menurut ketetapan dari pihak kepolisian di larang dalam di perjual-belikan ?

1.3    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Untuk mengetahui yang di maksud dengan kembang api.
2.        Untuk mengetahui sejarah kembang api bermula.
3.        Untuk mengetahui jenis-jenis kembang api yang sudah di produksi pabrik sampai saat ini.
4.        Untuk mengetahui keuntungan berjualan di pedesaan saat memasuki bulan suci Ramadhan sampai hari raya Idul Fitri tiba.
5.        Untuk mengetahui kembang api yang menurut ketetapan dari pihak kepolisian di larang dalam di perjual-belikan.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Kembang Api
Kembang api adalah bahan peledak yang berdaya ledak rendah piroteknik yang digunakan umumnya untuk estetika dan hiburan. Salah satu bentuk kembang api yang umum adalah dalam pertunjukan kembang api. Kembang api menghasilkan empat efek primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang (contohnya confetti). Kembang api dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak. Pertunjukan kembang api umum di seluruh dunia dan merupakan titik pertemuan banyak pesta kultural dan religius.

2.2    Sejarah Petasan atau Kembang Api
Sejarah petasan bermula dari Cina. Sekitar abad ke-9, seorang juru masak secara tak sengaja mencampur tiga bahan bubuk hitam ( black powder) yakni garam peter atau kalium nitrat, belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal) yang berasal dari dapurnya. Ternyata campuran ketiga bahan itu mudah terbakar.
Jika ketiga bahan tersebut dimasukan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya yang lalu dibakar dan akan meletus dan mengeluarkan suara ledakan keras yang dipercaya mengusir roh jahat.
Dalam perkembangannya, petasan jenis ini dipercaya dipakai juga dalam perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa gerhana bulan, dan upacara-upacara keagamaan.
Baru pada saat dinasti Song (960-1279 M) didirikan pabrik petasan yang kemudian menjadi dasar dari pembuatan kembang api karena lebih menitik-beratkan pada warna-warni dan bentuk pijar-pijar api di angkasa hingga akhirnya dibedakan. Tradisi petasan lalu menyebar ke seluruh pelosok dunia.
Bahan baku tabung diganti dengan gulungan kertas yang kemudian dibungkus dengan kertas merah dibagian luarnya. Kemudian petasan ini menjadi dasar dari pembuatan kembang api, yang lebih menitikberatkan pada warna-warni dan bentuk pijar-pijar api di udara.
Pada masa Renaissance, di Italia dan Jerman ada sekolah yang khusus mengajarkan masalah pembuatan kembang api. Di sekolah Italia menekankan pada kerumitan kembang api, sedangkan di sekolah Jerman menekankan pada kemajuan ilmu pengetahuan. Dan akhirnya muncul istilah pyrotechnics yang menggambarkan seni membuat kembang api. Untuk membuat kembang api dibutuhkan seorang ahli yang mengerti reaksi fisika dan kimia. Setelah bertahun-tahun, para ahli kembang api akhirnya bisa membuat kembang api berwarna-warni, seperti merah yang berasal dari strontium dan litium, warna kuning berasal dari natrium, warna hijau berasal dari barium dan warna biru dari tembaga. Campuran bahan kimia itu dibentuk ke dalam kubus kecil-kecil yang disebut star. Star inilah yang menentukan warna dan bentuk bila kembang api itu meledak nantinya. 
Di Indonesia sendiri tradisi petasan itu dibawa sendiri oleh orang Tionghoa. Seorang pengamat sejarah Betawi, Alwi Shahab meyakini bahwa tradisi pernikahan orang Betawi yang menggunakan petasan untuk memeriahkan suasana dengan meniru orang Tionghoa yang bermukim di sekitar mereka.

2.3    Jenis-Jenis Kembang Api
Kembang api dari dulu hingga sekarang selalu menjadi tontonan meriah saat di nyalakan di suatu kondisi tertentu misal perayaan, penyambutan, atau hanya sekedar hiburan. Adapun jenis-jenisnya sebagai berikut :


1.        Firekrackers atau Petasan
Jenis kembang api yang satu ini tidak mungkin kalau kalian tidak kenal, suaranya yang dijamin bisa bikin telinga orang pada kaget, marah-marah dan tidak bisa tidur.

2.        Fountains atau Air Mancur
Jenis kembang api yang satu ini, bila dinyalakan akan menciptakan semburan bunga-bunga api dan tumpah ditanah.

3.        Pinwheels
Jenis kembang api yang satu ini biasanya seperti tongkat yang ditancapkan ke tanah, kemudian letusannya akan berputar dan meluncur ke langit kemudian menimbulkan ledakan indah seperti kincir angin atau bisa juga bunga api.

4.        Repeaters
Jenis kembang api ini dikemas dalam satu tabung atau kotak bersama-sama dan bisa dinyalakan dengan satu sumbu. Ciri khasnya yaitu ledakan yang berulang-ulang dengan cepat dan di tembakkan ke langit.

5.        Rockets
Jenis kembang api di kemas dan berbentuk rocket dan di nyalakan dengan sumbu, maka kembang api ini akan meluncur dan meledak di udara.

6.        Roman Candles and Tubes
Jenis kembang api yang satu ini biasanya terletak pada sebuah tabung atau biasanya di susun berjajar. Nyalakan, dan kembang api ini akan menyebar ke langit dengan indah secara berurutan.

7.        Shells
Metode kembang api jenis ini sama seperti kembang api rocket, nyalakan sekali ke udara dan meledak, tapi jika rocket hanya menimbulkan ledakan di udara, kembang api jenis ini akan membentuk sebuah pola yang indah di udara.

8.        Sparklers
Jenis kembang api ini, pasti sebagian besar dari kalian pernah mainin waktu kecil. Cara mainnya, ditahan sebuah tongkat kecil dan nyalakan. Jika beberapa kembang api diatas memiliki pola yang sudah terencana, kembang api yang satu ini bisa memiliki pola yang tidak terbatas tergantung dari kreatifitas penggunanya.

2.4    Berkah Berjualan Kembang Api Di Pedesaan Saat Memasuki Bulan Suci Ramadhan.
Saat memasuki bulan suci Ramadhan mayoritas kalangan masyarakat sangat senang atau gemar menyalakan kembang api baik itu di desa maupun di kota. Antusias kalangan masyarakat menyambut bulan suci itu akan terus berlangsung sampai hari raya Idul Fitri tiba. Khususnya masyarakat desa yang tempat tinggalnya jauh dari kata keramaian pasti mendapatkan atau membeli kembang api sangat sulit di toko yang khusus menjual kembang api (grosir), tapi mereka tidak begitu saja menyerah dengan keadaan tersebut. Justru mereka mendapatkan kembang api dari pedagang-pedagang yang menjual kembang api di sepanjang pinggir jalan pedesaan mereka yang banyak bersebaran saat memasuki bulan suci Ramadhan sampai hari raya Idul Fitri tiba. Tapi tidak jarang pedagang itu kerap berjualan hanya di dekat rumah mereka.
Seperti penulis makalah ini, penulis hanya berjualan di dekat rumah. Penulis berjualan 2-3 minggu sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Penulis mulai berjualan tepatnya awal bulan juni dengan modal awal pertama Rp. 250.000 itu untuk membeli kembang api dari harganya mulai ribuan sampai puluhan ribu harga jualnya kalau di jual eceran. Penulis membeli di tempat grosir kembang api yang bernama BUMI MAINAN (Grosir Kembang Api), tepatnya di Jl. Ciliwung 343 Blitar yang ada di kota Blitar dan tidak lupa juga Penulis meminta fotocopy bukti resmi untuk berdagang kembang api dari pihak kepolisian agar dalam berdagang lebih aman tidak kena razia.
Penulis nekat membeli jauh karena sampai kota Blitar padahal rumah penulis di kabupaten Tulungagung yang bagian selatan yaitu Desa Rejosari, Kec. Kalidawir. Kebetulan karena tempat ayah saya bekerja di kota Blitar dan ada messnya, penulis bisa tinggal sementara dan juga pada saat itu saya masih bekerja dengan orang sebagai guru privat komputer di daerah Lodoyo. Jadi sebagian waktu saya berada di kota Blitar.
Setelah Penulis dapat cuti libur kerja mengajar sebagai guru privat komputer (biasanya 3 hari dalam seminggu), Penulis langsung pulang dan membawa barang dagangan kembang api kemudian di jual di rumah. Penulis berjualan di samping warung Ibu penulis, yang kebetulan juga Ibu penulis mempunyai warung kecil-kecilan yang menjual kebutuhan rumah tangga, jajanan, makanan, dan menjual bensin eceran.
Hari pertama berjualan pembelinya masih sepi hanya berkisar 2-3 orang perhari itupun orang membelinya hanya sekitar harga ribuan saja. Tapi saat memasuki bulan suci Ramadhan pembelinya mulai bertambah banyak tapi persaingan pedagang yang menjual kembang api mulai bertambah. Hal itu tidak menyurutkan semangat Penulis untuk berjualan, malah Penulis berani menambah modal lagi untuk membeli kembang api lagi sebesar Rp. 250.000. Kemudian seminggu sebelum hari raya Idul Fitri tiba, Penulis menambah modalnya lagi untuk membeli kembang api sebesar Rp. 200.000. Jadi total uang yang di keluarkan penulis untuk berjualan kembang api Rp. 700.000. Penulis dalam berjualan saat tidak ada di rumah di bantu ibu dan adik penulis yang masih duduk di bangku SD, karena Penulis juga harus bekerja di Lodoyo.
Menjelang hari raya Idul Fitri tiba kurang beberapa hari lagi, Penulis hampir merasa pesimis karena pada saat itu uang yang terkumpul masih belum balik modal sekitar Rp. 650.000 dan sisa kembang apinya masih cukup banyak. Dalam fikiran Penulis saat itu, mungkin karena Penulis masih berjualan kembang api pertama kali jadi mempengaruhi daya beli yang membeli di tempat Penulis jualan.
Menjelang hari raya Idul Fitri tiba, hasil yang Penulis dapatkan dari berdagang kembang api mulai terasa. Saat hari pertama Lebaran saja penulis sudah balik modal dan sudah untung puluhan ribu. Baru saat hari kedua Lebaran, Penulis mendapat untung mencapai puncaknya karena berhasil menjual sekitar Rp. 400.000 dalam sehari. Di hari-hari yang berikutnya juga begitu meskipun penjualan tidak sebanyak hari kedua Lebaran.
Setelah hari raya Idul Fitri usai, Penulis mencoba menghitung uang yang di dapat dari hasil berjualan kembang api. Sungguh menakjubkan pembaca hasilnya, uang yang terkumpul sekitar Rp 1.550.000 itupun kembang api yang saya jual masih sisa meskipun sedikit. Jadi keuntungan bersih yang saya peroleh sekitar Rp. 850.000 melebihi modal Penulis untuk berjualan kembang api. Maklum, Penulis menjual kembang api dua kali lipat dari harga beli. Meskipun begitu mahal Penulis menjualnya tapi pada akhirnya laku keras. Jadi sudah jelas intinya daya beli masyarakat pedesaan terhadap kembang api di nilai bukan dari segi harganya tapi dari tingkat kekaguman dan antusias mereka dalam merayakan bulan suci Ramadhan dan puncaknya saat hari raya Idul Fitri tiba.
Itulah kisah inspiratif Penulis dalam berjualan kembang api, semua yang penulis ceritakan benar apa adanya dan nyata. Selama berjualan Penulis juga mendapat banyak pelajaran dan tantangan, terkadang ada orang sesama pedagang kembang api yang iri karena Penulis menjual mahal tapi pada akhirnya laku keras. Penulis menyikapi semua itu dengan bijak dan berpandangan bahwa rejeki itu sudah ada yang mengatur dari yang di atas. Yang terpenting kita harus berusaha dan berdoa saat menjalankan usaha apapun juga.
2.5    Ketetapan Pihak Kepolisian dalam Berjualan Kembang Api
Berikut ketentuan kembang api berdasarkan UU Bunga Api Tahun 1932 dan Perkap Nomor 2 Tahun 2008 tanggal 29 April 2008 tentang pengawasan pengendalian dan pengamanan bahan peledak komersil :
1.        Berikut kembang api yang diizinkan:
Bunga api mainan berukuran kurang dari dua inci atau kandungan mesiu kurang dari 20 gram tidak menggunakan izin pembelian dan penggunaan. Sementara, bunga api untuk pertunjukan berukuran dua sampai dengan delapan inci atau kandungan mesiu lebih dari 20 gram.

2.        Kembang api yang dilarang:
a.    Bunga api yang berisi bahan peledak seperti tertera dalam Pasal 1 UU No 9/1931.
b.    Bahan-bahan dan mesiu yang dengan sendirinya atau dengan sebab kecil dapat terbakar atau meledak.
c.    Bahan-bahan keras yang pada waktu ledakan bunga api dapat terpelanting.
d.   Bunga api dengan bermacam-macam ledakan yang berat mesiu di dalamnya lebih besar dari pada beratnya sepertiga bagian satuan bunga api (bunga api yang berukuran di atas delapan inci).

3.        Kembang api yang bisa dijual bebas:
a.    Kembang api kawat atau sejenisnya.
b.    Kembang api air mancur
c.    Kembang api yang dapat terbang, seperti kupu-kupu, lebah yang pada umumnya tidak mengeluarkan bunyi,
d.   Kembang api yang di darat (ground spinner) seperti gasing yang berputar.
e.    Kembang api berupa bola-bola atau roman candle. Ada yang tidak berbunyi tetapi hanya berupa bola-bola api kecil
warna-warni saja. Ada yang mengeluarkan suara pretekan (crackling) dan ada yang mengeluarkan suara “tar” (bukan dor seperti petasan).
f.       Kembang api berupa roket yang meluncur ke atas dengan gagang bambu atau kayu berbagai ukuran.
g.      Kembang api berupa “cakes”, kumpulan tabung-tabung kecil dengan jumlah tembakan bervariasi dari 10,25 lebih tembakan. Efek tembakan berupa bunga chrydsantemum atau kelapa. Bunga brocade, untuk “consumer cakes” diameter tube kecil, yakni satu sampai 1,5 sentimeter, tapi untuk profesional tubenya lebih besar.
h.      Shells, terdiri dari bermacam-bermacam ukuran, berbentuk bola dengan ukuran antara satu dan 1,5 inci, sedangkan untuk profesional dengan bantuan alat peluncur berukuran lebih besar tiga sampai delapan inci.












BAB III
PENUTUP

3.1    Simpulan
Kembang api adalah bahan peledak yang berdaya ledak rendah piroteknik yang digunakan umumnya untuk estetika dan hiburan. Sejarahnya bermula dari Cina di abad ke-9 yang di temukan oleh seorang juru masak. Kemudian pada saat dinasti Song (960-1279 M) didirikan pabrik petasan yang kemudian menjadi dasar dari pembuatan kembang api.
Adapun jenis-jenis kembang api yaitu Firekrackers atau Petasan, Fountains atau Air Mancur, Pinwheels, Repeaters, Rockets, Roman Candles and Tubes, Shells, dan Sparklers.
Berjualan kembang api di pedesaan saat memasuki bulan suci Ramadhan sampai hari raya Idul Fitri tiba sangat menguntungkan soalnya kalangan masyarakat pedesaan sangat antusias memeriahkan dan menyambutnya dengan menyalakan kembang api. Hal itu bisa di buktikan Penulis dari awal berjualan hingga akhirnya dapat keuntungan yang berlipat. Namun dalam berjualan kembang api juga harus mendapat izin resmi dari pihak kepolisian agar dalam berdagang lebih aman dan tidak terkena razia.

3.2    Saran
Penulis berharap kedepannya kemeriahan dalam menyalakan kembang api tidak hanya saat memasuki bulan suci Ramadhan saja melainkan saat event besar seperti karnaval dan menjelang pergantian tahun (tahun baru) juga patut di meriahkan secara suka cita oleh semua kalangan masyarakat.
Penulis juga berharap kalau sekiranya dalam Laporan Makalah ini ada hal atau kata-kata yang kurang berkenan di hati Pembaca, mohon kritik dan sarannya yang dapat membangun demi kesempurnaan Laporan Makalah yang Penulis buat ini.
DAFTAR PUSTAKA

1.        Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo Media Pratama.
2.        Sutresna, Nana. 2008. Kimia. Bandung: Grafindo Media Pratama.





















Description: D:\foto wisuda\DSC_1825.jpg

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama                                                  : Didin Aryo Susilo
Tempat, tanggal lahir                          : 29 Juni 1995
Jenis Kelamin                                     : Laki – laki
Status                                                 : Belum Kawin
Agama                                                : Islam
Alamat                                                : Ds. Rejosari, Kec. Kalidawir
                                                                    Kab. Tulungagung
Nama Ayah                                        : Sukirno
Pekerjaan Ayah                                  : Wiraswasta
Nama Ibu                                           : Yaminah  
Pekerjaan Ibu                                     : Pedagang
Alamat                                                : Ds. Rejosari, Kec. Kalidawir
                                                                     Kab. Tulungagung

Riwayat Pendidikan
SD Negeri Rejosari 2, Tulungagung       : ( Lulus Tahun 2007 )
SMP Negeri 1 Kalidawir, Tulungagung : ( Lulus Tahun 2010 )
SMA Negeri 1 Kalidawir, Tulungagung : ( Lulus Tahun 2013 )
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

Kerja 1 Tahun Erlangga Blitar                : ( Lulus Tahun 2014 )
Previous
Next Post »